Translate

Surat untuk Rain

Part 2




Beberapa bulan kemudian, kudengar seseorang sedang menaruh hati padanya. Wajar saja! Rain sangat baik. Hampir semua wanita sangat tergila-gila padanya. Akupun mulai menghindarinya, mencoba menjaga jarak dan memberi ruang bagi Rain dan wanita itu agar lebih dekat. Mungkin mereka membutuhkannya, pikirku. Kubatasi berkirim pesan, hanya yang sangat urgent saja. Aku sendiri yang memilih untuk menghindar. Aku menjauh. Tapi, sungguh hatiku sangat sakit dan terluka.

Rain pun semakin dekat dengan wanita tersebut. Tapi, aku masih selalu tersenyum di hadapan mereka. Aku mulai penasaran bagaimana hubungan Rain dengan wanita itu?

Suatu hari, aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya.
“Rain, bagaimana dengan Maya? Apa kau mulai menyukainya?” Tanyaku dengan penuh hati-hati.

“Secara fisik dan sikap dia baik. Tapi, ada hal-hal yang diriku tidak bisa connect dengannya, lebih tepatnya mungkin tidak ada chemistry”, jawab Rain saat itu.

Seperti biasa, aku hanya diam dan tersenyum tipis. Tidak banyak komentar tapi aku sedikit lega mendengarnya. Artinya masih ada peluang untukku.
Peluang?
Apakah aku menginginkannya?
Bukankah kutahu bahwa aku bukan tipe wanita yang didambakan oleh Rain? Lalu mengapa aku bahagia mendengar Rain tidak tertarik pada Maya?


Yaa, aku memang mencintai Rain. Tapi, aku tidak pernah berharap lebih dari itu. Rain sangat baik. Dia berhak mendapatkan wanita yang sangat baik. Dan wanita itu bukanlah aku. Rain sangat perhatian kepadaku. Dia bahkan sangat menjaga perasaanku. Tapi, tidak pernah aku menyalah-artikan kebaikannya itu sebagai cinta. Aku tahu bahwa baginya itu adalah bagian dari kisah persahabatan yang ia sedang jalani denganku. Seperti yang aku katakan di awal bahwa aku sangat mengenal Rain. Dia adalah seseorang yang berbeda.
   


Mengetahui Rain tidak tertarik pada Maya membuatku berpikir tak perlu lagi untuk menjaga jarak dengannya. Akupun kembali dekat dengannya. Di antara semua  sahabat yang kumiliki, selain pada Lila, pada Rain-lah aku banyak bercerita, curhat, meminta pendapat dan sebagainya. Dan Alhamdulillah, saran yang diberikan olehnya  selalu tepat. Dia bisa membangkitkan semangatku yang terkadang hampir mati. Rain bagaikan nyawa bagiku.

Kami menjalani hari-hari sebagai sahabat. Semakin hari kamipun semakin dekat. Bahkan sangat dekat. Dia mulai menceritakan padaku tentang dirinya dan keluarganya. Tentang pribadinya. Tentang teman-temannya. Tentang segala yang ia sukai dan tidak sukai. Kami mulai sering saling mengirim pesan setiap hari. Sering berbicara melalui telepon. Sejam, dua jam, bahkan pernah suatu malam kami berbicara hampir tiga jam. Aku mulai terbiasa dengan pesan-pesan dan telepon darinya. Bahagia sekali rasanya jika nada dering yang kusetting khusus untuk nomornya berbunyi di Handphoneku. Tak menunggu lama, pasti segera kujawab.  *smile*
Dia memperlakukanku dengan sangat baik. Tanpa kuminta, dia pasti selalu ada untukku. Dia adalah seorang sahabat yang sangat berbeda. 
Setelah tiga tahun lebih menyimpan perasaan ini sendiri, aku lalu memutuskan untuk berbagi kisah ini pada dua orang sahabat yang sangat kupercaya, yaitu Puteri dan Lila. Aku menceritakan semua tentang perasaanku terhadap Rain pada mereka berdua. Mereka mendengarkan dengan sangat baik. Mencoba menerka apakah kira-kira Rain juga mencintaiku? Sesekali mereka tertawa karena tak menyangka ini akan terjadi padaku. Mereka memberiku masukan yang sangat berarti, tentunya mereka tak ingin melihatku terluka.

Kukatakan pada mereka bahwa aku tidak pernah bermimpi untuk dicintai oleh Rain. Diperlakukan dengan sangat baik sebagai seorang sahabat olehnya itu sudah sangat lebih dari cukup. Biarkan Rain hanya menganggapku sebagai sahabat dan biarkan aku mencintainya dalam diam. Suatu hari nanti, akan kukatakan semua tentang perasaanku kepadanya. Akan kukatakan bahwa aku mencintainya. Dia berhak tahu hal ini. Tapi itu nanti, yang entah kapan akan kulakukan? Jadi saat ini, biarkan aku menikmati rasa ini sendiri.

To be continued....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon tinggalkan komentar setelah membaca ya teman-teman.
Harap nama jelas. No Anynomous, please ^,^

Sebuah kisah akan lebih indah jika dituang ke dalam tulisan

My Fav Ice Cream

Chocolate Ice Cream Tepat 4 tahun yang lalu...8 Saat itu, saya benar-benar merasa gelisah. Bingung harus ke mana. Saya berjalan tanpa...

Aku dan Kisahku